5 macam obat antibiotik beserta dosis dan efek samping

5 Macam Obat Antibiotik, Dosis dan Efek Sampingnya!

5 Macam Obat Antibiotik: Dosis dan Efek Samping yang Perlu Diketahui

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Berbeda dengan virus, infeksi bakteri memerlukan penanganan khusus dengan antibiotik yang sesuai. Pemilihan antibiotik tergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi, tingkat keparahan, serta kondisi pasien. Meski efektif, penggunaan antibiotik harus dilakukan secara bijak karena efek samping dan risiko resistensi. Berikut lima jenis antibiotik yang umum digunakan, lengkap dengan dosis dan potensi efek sampingnya.

1. Amoxicillin

Deskripsi:
Amoxicillin adalah antibiotik dari golongan penisilin yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), infeksi telinga tengah (otitis media), infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.

Dosis Umum:

  • Dewasa: 500 mg tiap 8 jam atau 875 mg tiap 12 jam.

  • Anak-anak: 20–40 mg/kg berat badan per hari, dibagi dalam 2–3 dosis.

Efek Samping:

  • Mual, muntah, dan diare.

  • Reaksi alergi seperti ruam kulit dan gatal.

  • Dalam kasus langka, dapat terjadi reaksi anafilaksis yang berbahaya.

Catatan:
Tidak dianjurkan untuk pasien dengan riwayat alergi terhadap penisilin.


2. Ciprofloxacin

Deskripsi:
Ciprofloxacin adalah antibiotik dari golongan fluoroquinolone yang digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih, prostatitis, infeksi saluran cerna (seperti diare akibat bakteri), serta beberapa infeksi kulit dan jaringan lunak.

Dosis Umum:

  • Dewasa: 250–750 mg dua kali sehari, tergantung tingkat keparahan infeksi.

  • Tidak direkomendasikan untuk anak-anak kecuali dalam kasus tertentu.

Efek Samping:

  • Gangguan saluran cerna (mual, diare, nyeri perut).

  • Pusing atau sakit kepala.

  • Risiko tendonitis dan ruptur tendon, terutama pada usia lanjut.

  • Gangguan irama jantung pada pasien dengan riwayat jantung.

Catatan:
Tidak boleh di konsumsi bersamaan dengan produk susu atau suplemen yang mengandung kalsium/magnesium karena menurunkan efektivitas obat.


3. Azithromycin

Deskripsi:
Azithromycin adalah antibiotik makrolida yang sering di gunakan untuk infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, seperti bronkitis, pneumonia, dan faringitis, serta infeksi menular seksual tertentu.

Dosis Umum:

  • Dewasa: 500 mg pada hari pertama, lalu 250 mg per hari selama 4 hari berikutnya (dosis total 5 hari).

  • Anak-anak: 10 mg/kg berat badan pada hari pertama, di ikuti 5 mg/kg selama 4 hari.

Efek Samping:

  • Mual, diare, dan kram perut.

  • Kadang menyebabkan gangguan irama jantung.

  • Reaksi alergi ringan hingga berat.

Catatan:
Dapat di konsumsi dengan atau tanpa makanan, namun di sarankan tetap pada jam yang sama setiap hari untuk efektivitas optimal.


4. Doxycycline

Deskripsi:
Doxycycline termasuk golongan antibiotik tetrasiklin yang sering di gunakan untuk infeksi saluran napas, infeksi kulit (termasuk jerawat parah), dan penyakit yang di tularkan melalui gigitan hewan (seperti demam tifus dan malaria).

Dosis Umum:

  • Dewasa: 100 mg dua kali sehari pada hari pertama, kemudian 100 mg sekali sehari.

  • Anak-anak usia >8 tahun: Dosis di sesuaikan berdasarkan berat badan.

Efek Samping:

  • Sensitivitas terhadap sinar matahari (fotosensitifitas).

  • Mual, muntah, dan nyeri ulu hati.

  • Kerusakan gigi dan tulang pada anak-anak jika di gunakan dalam jangka panjang.

Catatan:
Tidak di anjurkan untuk anak di bawah usia 8 tahun dan ibu hamil karena dapat mengganggu perkembangan tulang dan gigi janin.


5. Metronidazole

Deskripsi:
Metronidazole adalah antibiotik dan antiprotozoa yang efektif terhadap infeksi anaerob (bakteri tanpa oksigen) dan beberapa parasit. Umumnya di gunakan untuk infeksi saluran pencernaan (seperti amebiasis), infeksi vagina, serta infeksi gigi dan gusi.

Dosis Umum:

  • Dewasa: 500 mg tiap 8 jam selama 7–10 hari.

  • Anak-anak: Dosis tergantung jenis infeksi dan berat badan.

Efek Samping:

  • Rasa logam di mulut.

  • Mual dan muntah.

  • Urine bisa berubah warna menjadi gelap.

  • Efek neurologis (seperti kejang atau kebingungan) dalam penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi.

Catatan:
Harus di hindari konsumsi alkohol selama pengobatan dan 48 jam setelahnya karena dapat menimbulkan reaksi seperti muntah hebat dan sakit kepala.

Baca juga: Suplemen Omega-3 Manfaat Besar untuk Kesehatan

Penggunaan antibiotik harus selalu berdasarkan resep dan petunjuk dokter. Salah penggunaan dapat menyebabkan resistensi bakteri, yang membuat infeksi semakin sulit di obati di masa depan. Pasien juga perlu memperhatikan dosis dan menyelesaikan seluruh siklus pengobatan meski gejala telah membaik. Jika mengalami efek samping yang parah, segera konsultasikan ke tenaga medis. Bijak dalam menggunakan antibiotik adalah langkah penting dalam menjaga efektivitas obat ini untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *